MADRASAH IBTIDAIYAH “AL FATTAH”
DUKUTALIT JUWANA PATI
Alamat : Jln. Ki Dukut Gang Merpati Ds. Dukutalit Kec. Juwana Kab. Pati
weblog: mialfattahjuwana.blogspot.com, email: alfattahdukutalit@gmail.com,
Telp. (0295) 4790 651
Telp. (0295) 4790 651
Madrasah Ibtidaiyah adalah sekolah dasar yang berciri
khas agama Islam. Karena sesungguhnya madrasah adalah sekolah plus, yaitu plus
agama. Dari sisi ini pula sesungguhnya madrasah adalah sekolah yang memiliki
keunggulan dalam hal pembelajaran agama. Seluruh mata pelajaran umum yang ada
di sekolah bisa dipastikan dipelajari di madrasah, tetapi sebaliknya tidak
semua pelajaran yang ada di madrasah dipelajari di sekolah.
Mata Pelajaran "Agama" yang dipelajari di
madrasah tidak seluruhnya ada di sekolah. Di sekolah memang ada pelajaran
agama, tetapi dari sisi kuantitas dan kualitasnya jauh berada di bawah
pelajaran agama yang diajarkan di madrasah. Pelajaran agama di sekolah hanya
satu jenis bidang ilmu, yaitu ilmu agama Islam yang diajarkan hanya 2 jam seminggu.
Pelajaran agama di sekolah memang padat, tetapi lebih
mengesankan sebagai kompilasi pengetahuan agama daripada sebagai ilmu-ilmu
Islam dalam arti sempit. Sedangkan di madrasah pelajaran agama memiliki
berbagai bidang ilmu, yaitu Akidah-Akhlak, Al-Qur'an-Hadits, Fiqh, Sejarah
Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Semuanya diajarkan dalam waktu antara 10-12
jam seminggu.
PENDIDIKAN
NILAI KARAKTER
Peran Madrasah Sebagai Basis Penanaman Karakter
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah fenomena utama dalam kehidupan manusia untuk membantu perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik menjadi lebih dewasa.
Sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional, tujuan pendidikan
haruslah mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk
mengakomodasi berbagai tuntutan sekaligus tantangan zaman
dengan berbagai fenomena sosial yang mengikutinya.
Penyalahgunaan narkoba, kekerasan antar pelajar, penyimpangan
seksual dan penggunaan gadget (HP
Android dan sejenisnya) yang tidak sesuai dengan dunia anak adalah bagian dari
fenomena sosial yang terjadi pada pelajar masa kini. Fenomena sosial yang serba
memprihatinkan tersebut adalah sebuah renungan dan evaluasi bagi pendidikan kita selama ini, karena secara umum pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat yang sehat dan cerdas. Oleh karenanya pendidikan sebagai sebuah lembaga
dan sebagai sebuah proses pembelajaran, tidak hanya memiliki kewajiban untuk membuat para siswanya pintar secara kognitif, akan tetapi juga cerdas secara afektif dan psikomotorik, tidak
hanya sekadar mengenal dan paham akan nilai-nilai kebaikan, melainkan sadar dan mengamalkan nilai nilai kebaikan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari sebagai karakter yang positif atau kepribadian
yang mulia.
Pada dasarnya hakikat pendidikan bukan hanya
sekadar transfer of knowledge akan tetapi juga
transfer of values, dalam arti penanaman dan pengamalan nilai-nilai
akan sangat berarti dalam kehidupan sehari-hari
dibandingkan hanya sekadar hafal dan tahu.
Semua ini merupakan tantangan
para guru dan pendidik terlebih yang ada
di madrasah, mengapa demikian? Pertama, madrasah
merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang berciri khaskan ajaran Islam yang pada akhirnya menuntut kesungguhan
para guru untuk lebih mampu menanamkan kembali nilai-nilai
mulia kepada para siswa; kedua, struktur mata pelajaran rumpun Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang lebih kompleks yang
pada akhirnya menuntut para guru untuk tidak terjebak pada penguasaan
materi agama semata, melainkan disertai dengan pengamalan akan nilai-nilai agama
tersebut dalam kehidupan sehari. Sehingga
bisa dikatakan ironis ketika para guru madrasah mengajarkan para siswanya
tentang ayat dan hadits yang berkaitan dengan beribu kebaikan dan amal
shaleh semisal menjaga kebersihan akan tetapi tidak disertai dengan
langkah nyata dalam mengamalkan kebaikan
dan amal shaleh tersebut.
Madrasah Ibtidaiyah Al-Fatah Dukutalit Juwana
Pati merupakan lembaga setingkat Sekolah Dasar (SD) di bawah naungan
Kementerian Agama yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat. Lembaga ini berkembang karena adanya
faktor kesungguhan dan kedisiplinan, dukungan wali murid, terpeliharanya
lingkungan dan layanan, serta terus berupaya untuk meraih prestasi akademik
maupun non-akademik. “Tiada hari tanpa prestasi” adalah motto yang telah
benar-benar mengantarkan Madrasah Ibtidaiyah Al-Fattah Dukutalit Juwana Pati.
Adapun
konsep dasar pendidikan karakter yang sudah
berjalan di MI Al-Fattah Dukutalit Juwana tidak lain adalah pengembangan dari
konsep pendidikan akhlak al-karimah yang dipadukan dengan konsep
pendidikan budaya karakter bangsa yang dirumuskan
oleh Kemendiknas pada tahun 2010. Sama halnya
dengan beberapa prinsip pengembangan pendidikan
nilai karakter, konsep pendidikan nilai karakter
di MI Al-Fattah Dukutalit Juwana pun dilakukan secara berkelanjutan dari
mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan memperhatikan
perkembangan psikologis peserta didik perjenjang.
Standar operasional manajemen kelas adalah rincian sejumlah tata tertib yang
harus dilaksanakan siswa ketika berada di Madrasah dari mulai masuk pagi
sampai pulang kembali ke rumah di siang hari dengan disertai konsekuensi logis dan penanganan yang dilakukan madrasah
termasuk guru dalam menghadapi beberapa siswa yang belum bisa menyesuaikan diri dengan
standar operasional manajemen kelas tersebut.
B. Kurikulum Pendidikan Karakter Tahun Pelajaran 2019/2020
Adapun pengembangan kurikulum
yang dilakukan MI Al-Fattah Dukutalit Juwana kaitannya
dengan pendidikan nilai karakter yaitu:
- Memperbanyak jam mata pelajaran rumpun PAI yang secara substantif materi berisi tentang nilai-nilai karakter religius, dalam hal ini adalah penambahan jam mata pelajaran Qur’an Hadits untuk kelas 1 sampai dengan kelas 3 berupa program pembiasaan mengaji dan pemahaman tentang nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadits 30 sebelum pelajaran dimulai.
- Adanya program pembiasaan shalat Dhuha dan shalat Dhuhur secara berjamaah dengan pengawasan dan bimbingan yang cukup efektif oleh guru.
- Adanya proses pembelajaran berbasis teknologi, dalam arti menyiapkan kelas dengan perangkat LCD untuk mengembangkan proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM). Dengan pengembangan di bidang kurikulum ini, guru akan dapat dengan mudah untuk lebih bisa menanamkan nilai-nilai karakter kepada siswa dengan berbagai macam pendekatan dan strategi pembelajaran yang didukung sarana prasarana berbasis teknologi, sehingga para siswa akan merasa lebih mudah untuk mengaktualisasikan dirinya melalui proses pembelajaran yang menyenangkan dan non indoktrinatif.
- Program pendampingan belajar dan ibadah sampai pukul 15.30 WIB, sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pengamalan ibadah dan akademik.
- “Gemaba” (Gerakan Mengaji Bakdal Magrib), Program ini membutuhkan kerja sama orang tua / wali untuk mengontrol jadwal mengaji dan belajar terutama bakdal magrib.
C. Budaya madrasah
Diantara
salah satu budaya yang
dikembangkan di MI Al-Fattah Dukutalit adalah: pertama, adanya budaya disiplin untuk masuk madrasah pukul 06.30 WIB; kedua, adanya
budaya religi membaca Asmaul Husna sebelum masuk kelas secara berjamaah di
halaman madrasah dan pada hari Jum’at membaca Surah Yaasin; ketiga, Tadarus
bersama di kelas pada pukul
07.00-07.30 WIB; keempat, adanya budaya guru untuk memeriksa kebersihan dan kerapian siswa pada saat
memasuki ruangan kelas setelah dibariskan dan dipimpin oleh ketua kelasnya
masing-masing; kelima, sebagai pengamalan nilai “Kebersihan sebagian dari Iman”, siswa diharuskan membuang sampah dengan melakukan pemilahan
sampah organik dan anorganik; dan keenam, mengenalkan
tata cara makan dan minum yang sesuai
dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.
Pembentukan budaya positif siswa
di MI Al-Fattah Dukutalit Juwana dilakukan seiring
dengan dibuatnya standar oprasional manajemen kelas (SOMK)
yang merupakan penjabaran dari lima pernyataan siswa sebagai
bentuk komitmennya menjadi siswa yang berakhlakul karimah
dan berkepribadian
yang luhur. Di antara lima pernyataan siswa tersebut yakni: (1) datang ke
madrasah sebelum pelajaran dimulai, (2) saya selalu mentaati peraturan madrasah
dan perintah bapak/ibu guru, (3) Menjaga
ketertiban, keamanan, dan kebersihan ruang belajar, gedung dan halaman
madrasah, (4) Menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya, dan (5) Saya tekun belajar sehingga tercapai cita-cita.
Penanaman karakter siswa akan berjalan secara baik, tentunya adanya
kerjasama yang baik antara guru dan wali murid. Untuk meningkatkan kerjasama
tersebut madrasah akan memfasilitasi berdirinya paguyuban wali murid sebagai
sarana komunikasi antara pihak madrasah dan wali murid.
Demikian beberapa program yang akan kita terapkan. Tentunya masukan, saran dan kritikan sangat
kami harapkan dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada anak didik kami.
V I S I
“Maju dalam prestasi santun dalam pekerti”
M I S I
- · Meningkatkan kualitas pendidikan warga madrasah
- · Menumbuhkan semangat berprestasi yang kompetitif dan sportif
- · Membina kedisiplinan dan sikap kepemimpinan yang demokratis
- · Menciptakan suasana yang kondusif bagi terciptanya keimanan, ketaqwaan, amal sholeh dan cinta agama.
- · Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara